Jumat, 27 Mei 2011

Jalan Aegela-Mbay Putus, Pemerintah Provinsi Lambat Merespon


Foto: Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Nagekeo, Safar, SE
 
Akses jalan merupakan hal penting dalam mendongkrak tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kondisi jalan raya Aegela-Mbay sangat memprihatinkan. Sudah sejak tahun 2010, di beberapa titik terjadi kerusakan dan mengakibatkan berbahaya buat kendaraan bermotor ketika melintas jalan tersebut.
Tepatnya di Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, ada sebuah kali kecil namanya kali Boro yang belum lama ini terjadi rusak dan putus terbagi dua. Kondisi tersebut diakibatkan karena cuaca hujan dan banjir yang datang dari gunung. Selain karena cuaca yang tidak baik, kondisi boogdeker yang ada mutunya sangat memprihatinkan. Hampir setiap tahun dilakukan renovasi, tapi selalu rusak. Artinya dengan kondisi yang terjadi saat ini, pihak institusi yang mengurus jalan dan jembatan tidak melakukan SID secara baik. Seharusnya bisa memastikan bahwa kali tersebut tidak cukup dibuat boogdeker, tapi harus jembatan, sehingga tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan jalan putus.
Belum lama ini saat kali Boro putus dan rusak, Pemerintah Kabupaten Nagekeo lewat Dinas PU, mengambil langkah melakukan bantuan darurat dengan mengirimkan alat berat untuk mengerjakan kondisi jalan yang rusak dan putus tersebut, sehingga dapat dilalui kendaraan bermotor. Namun bantuan tersebut, kalau tidak secepatnya direspon oleh pemerintah Provinsi lewat dinas teknis maka jalan dan kali tersebut akan lebih buruk, dan sulit dilewati kendaraan bermotor.
Melihat kondisi tersebut, Flores File mencoba menemui pimpinan Satker NVT, Pembangunan Jalan dan Jembatan Flores, yang ada di Ende, untuk diminta komentar, tapi yang bersangkutan tidak berada di tempat. Kata salah seorang staf bahwa bos sedang bertugas ke Kupang.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Nagekeo, Safar, dan anggota Komisi B, Silvester Loye, belum lama ini di gedung DPRD kepada Flores File mengatakan, pemerintah lambat mengatasi berbagai kondisi jalan yang terkena bencana alam akibat banjir dan curah hujan yang berkepanjangan. Kondisi jalan Aegela-Mbay ada di tiga titik yang mengalami rusak, terberat ada di kali Boro, tepatnya di Desa Labolewa. Selain kali yang boogdekernya putus, di dua titik berbeda tembok penyokongnya rubuh. Sayangnya pemerintah belum mengambil langkah atas kondisi tersebut.
Menurut Safar, Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo, harus mengambil solusi, jangan melihat jalan tersebut adalah jalan Provinsi. “ Pemerintah harus mengambil langkah, sebab ketika jalan tersebut putus dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, maka akan terpengaruh pada proses pertumbuhan ekonomi yang ada di Nagekeo. Sebab akses jalan sangat penting bagi keluar masuknya sumber pendapatan masyarakat,”tegasnya.
Dia juga menambahkan, pemerintah jangan menungu dana dari APBD Provinsi, sebaiknya diupayakan lewat dana bencana alam yang ada di daerah. Selain Safar, Silvester Loye yang juga sesama anggota Fraksi Hanura Bangkit mengatakan bahwa pemerintah lambat merespon, dan merasa persoalan tersebut sepertinya biasa saja. Mereka berdua juga berharap agar pemerintah kabupaten Nagekeo, secepatnya berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi bahwa kondisi kerusakan jalan Aegela-Mbay yang putus dan rusak harus menjadi prioritas utama. Lanjut mereka, pemerintah Provinsi harus mengambil sikap yang cepat karena kerusakan jalan tersebut sudah sejak tahun 2010 lalu.  “Melihat kondisi yang terjadi, artinya pemerintah Provinsi sangat lambat merespon, untuk apa para personil yang ada di Flores, yakni bidang pemeliharaan jalan dan jembatan yang berkantor di Ende, Wolowona. Mereka yang paling dekat dengan kondisi jalan-jalan di Flores, “tegas kedua anggota DPRD Nagekeo ini.  
Oleh:  Anton Moti

1 komentar: