Jumat, 27 Mei 2011

Pengerjaan Jalan Rakalaba-Were Tidak Sesuai Bestek

·          Diduga pengerjaannya seturut mau rekanan
Mutu pekerjaan proyek, sering kali menjadi permasalahan yang sering terjadi di setiap daerah. Hal ini karena masalah pengawasan tidak berjalan secara optimal. Selain pengawasan, banyak rekanan yang belum prfesional dalam bidangnya. Termasuk kolusi dan nepotisme yang menjadi titik dasar terpuruknya sistim pengawasan.    
Ruas jalan Rakalaba-Were sangat sentral dan strategis di wilayah Kecamatan Golewa. Karena ruas jalan tersebut melewati beberapa wilayah desa, antara lain; Desa Rakalaba, Sobo, Rakateda l, Dadawea, Radabata, dan Desa Were l.  Sehingga jalur jalan tersebut perlu dibangun degan mutu yang baik, dan konstruksi jalan  harus ada peningkatan.
Demikian pendapat yang disampaikan oleh Ketua BPD Desa Rakalaba, Longginus Tua kepda wartawan di Kantor Desa Rakalaba belum lama ini. Dia juga menambahkan, bahwa jalan tersebut dikerjakan oleh rekanan pada tahun lalu, sepertinya sangat tertutup, dan masyarakat disekitar tidak pernah tahu tentang besar dana, jangka waktu pengerjaan, dan oleh siapa rekanannya. Papan proyek  tidak pernah terlihat.
Namun, ketika ditanya tentang hal itu kepada Kades Rakalaba Christoforus Neke yang didampingi oleh Sekretaris Desanya, Ngai Yakobus, kepada Flores File menjelaskan, “kalau soal pemberitahuan itu sudah disampaikan kepada kami secara lisan, itupun penyampaiannya dikediaman kami, tetapi secara administrasi tidak pernah ada. Secara lisan telah disampaikan kepada kami, tapi hanya satu kali saja, dilakukan  oleh saudara Ronal Due. Entah dia sebagai kontraktor atau subkontraktor, kami sendiri tidak tahu. Terkait papan proyek yang tidak terlihat, kami sendiri tidak pernah melihat papan proyek tersebut,” jelas Kades dan diamini oleh Sekdes.
Sedangkan beberapa warga disekitar lokasi proyek,  yang meminta agar nama mereka tidak dikorankan, kepada wartawan mengatakan, selama proyek jalan tersebut dikerjakan, masyarakat sekitar tidak pernah dilibatkan, warga juga membenarkan bahwa papan proyek tidak dipajang. Jalan ini selama dikerjakan tidak ada agregaf C yang ditebar. Sepertinya tanpa ada agregat C, dan langsung ditebar agregat B dan lapen. Agregat B dan lapen juga dikerjakan asal jadi. Lebar jalan saja sudah tidak sama, apalagi tebal dan panjangnya.
Sesuai dengan pantauan Flores File di lokasi bersama warga, lapen dan agregat  B yang dibangun sungguh sangat bergelombang, boleh dibilang tanaman warga yang berada dipinggir jalan tidak di tebang, padahal tanaman tersebut perlu di tebang, guna pelebaran jalan. Terlihat drainasenya tidak ada. Menurut warga yang enggan menyebutkan namanya,  kepada wartawan, mengatakan, tanaman tersebut sudah direlakan untuk ditebang oleh warga. (pemiliknya). Tapi mereka/rekanan hanya memotong beberapa pohon di radius titik nol.
Warga juga mengharapkan agar pihak kontraktor harus bertanggungjawab terhadap konstruksi jalan yang dibangun, terkesan semau  gue atau seturut mau kontraktor. “Kami juga meminta kepada pihak berwajib setelah membaca media ini, tolong jangan menutup pintu hati untuk mengejar kebenarannya,” pinta warga yang berada di lokasi proyek tersebut.
Sementara itu , Kepala Dinas PU, Tewe Silvester, melalui Kabid Bina Marga, Kila Patrisius, kepada wartawan diruang kerjanya belum lama ini, membenarkan bahwa itu proyek yang ada di bidangnya. Lanjutnya, ruas jalan Rakalaba-Were dibangun dengan sumber dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah Tahun Anggaran 2010 (DPIPD).  Dananya, Rp 1.403.972.000;(satu miliar empat ratus tiga juta Sembilan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah).
Kila juga menjelaskan, lebar agregat B,  4 meter, lebar lapen 3,50 meter, semuanya dikerjakan sesuai petunjuk dan dikerjakan oleh PT. Mandala Era Kovic. Dan, proyek itu sudah di PHO sejak tanggal 11 Desember 2010 lalu. Dia juga sedikit berkila, ketika ditanya terkait papan proyek dan tanaman yang tidak digusur. “Tanaman itu, warga/pemiliknya tidak ijin untuk digusur, kami juga sudah pajang papan proyek. Untuk pekerjaan jalan tersebut rinciannya adalah, panjang agregat B yang dikerjakan  2 km atau 2000 meter, dan lapen 1,6 km atau 1600 meter,” jelas kila.
Dan beberapa kali Flores File, mencoba menemui Ronal Due, yang katanya sebagai pemilik proyek, dikediamannya Jalan Anggrek Bajawa, untuk diminta keterangan, tapi yang bersangkutan selalu tidak berada di rumah. ****
Oleh: Paskalis Ima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar