Jumat, 27 Mei 2011

LOGU SENHOR, TRADISI PORTUGIS YANG HIDUP DI SIKKA


JUMAT AGUNG DI KAMPUNG SIKKA

 Foto : Logu Senhor
PROSESI Logu Senhor di Kampung Sika, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, adalah sebuah tradisi memperingati kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus yang biasa dilakukan menjelang hari raya Paskah, yakni Jumat Agung. Prosesi ini merupakan tradisi peninggalan Portugis di Kampung Sikka, yang dibawah Raja Don Alexius Alessu Ximenes da Silva (Raja Sika Pertama yang beragama Katolik) pada tahun 1600. Sejak tahun 1607, hingga kini, tradisi Logu Senhor (Merunduk dibawah Salib Tuhan, Red), hidup di Kampung Sika.
Menurut cerita yang diceritakan secara turun temurun oleh masyarakat di Kampung Sika, tradisi ini berawal dari sejarah masuknya Katolik di Kampung Sika pada awal abad 16. Walaupun masyarakat Sikka telah menganut agama Katolik (tahun 1600-an), Don Alessu melakukan perjalanan ke dunia lain untuk mencari kehidupan kekal atau dalam bahasa Sikka disebut Tanah Moret Dadin (Dunia Tanpa Kematian, Red).
Diceritakan, ketika berangkat ke Malaka, Don Alessu membawa bekal dan persembahan berupa emas sebanyak 10 dulang yang diperoleh dari 10 Mo’ang (Bangsawan/legislatif Kerajaan Sika - Red) dan ambar menik (muntahan dari perut ikan paus). Dalam perjalanan menuju Malaka melalui Portugis, Don Alessu bertemu Raja Jogo Worila (Raja Portugis). Disana (Malaka-Red), Don Alessu bertemu dengan seorang imam Dominikan. Iman tersebut mengatakan bahwa dunia tanpa kematian hanya ada di Surga, maka harus belajar Agama Katolik.
Selain belajar agama Katolik, di Malaka, Don Alessu juga belajar budaya, dan pemerintahan Portugis. Setelah menjadi Katolik, Don Alessu, diangkat menjadi Raja Sikka di bawah kekuasaan Lisboa/Lisabon (Portugis) dengan gelar Raja Don Alexius Alessu Ximenes da Silva dan kembali ke kampung halamannya. Saat kembali dengan segala kebesaran Raja Sika, sekitar tahun 1607, Don Alessu dihadiahi sebuah Arca Senhor (Salib Tuhan), Meninho (Kanak-kanak Yesus), dan tarian Toja Bobu.
Don Alesu, datang didampingi seorang guru agama bernama Agustino Rosario da Gama. Guru ini merupakan utusan khusus Raja Portugis untuk menyampaikan berita pengangkatan dan pengukuhan Don Alessu sebagai Raja Sika. Agustino Rosario da Gama mengajarkan agama Katolik bagi masyarakat Sika.
Setelah semua masyarakat Sika menganut Katolik, Raja Don Alessu menyelenggarakan sebuah ritual atau penghormatan terhadap Salib Tuhan (Senhor) yang kemudian dikenal dengan nama Logu Senhor. Raja Don Alessu sangat aktif. Prosesi ini dilakukan setiap tahun. Raja menunjuk Moat Nyong dari Ende untuk menjadi penyelenggara Logu Senhor dan kemudian Moat Nyong mendapat gelar Moang Mestri (Peristiwa). Setiap Jumat Agung, Prosesi Logu Senhor dilakukan di Kampung Sikka.
 Intensi Terkabul
Setiap peserta yang mengikuti Logu Senhor mesti memiliki devosi dalam ujud/ intensi tertentu. Terbukti. Feriana (35), pesiarah dari Paroki Santo Thomas Morus Maumere dan Siprianus Hilarius (56) dari Paroki Santo Ignatius Loyola Sika mengalaminya. Feriana dan Siprianus Hilarius ditunjuk panitia untuk memberi kesaksian usai mengikuti Prosesi, pada Jumat Agung 2010, menyampaikan kesan dan mujisat  yang telah terjadi pada dirinya setelah beberapa kali mengikuti Prosesi Logu Senhor.
Feriana adalah seorang ibu yang telah menikah selama empat tahun tapi belum dikarunia momongan dan suaminya mengalami kelumpuhan. Atas ajakan kakaknya, Feriana mengikuti Logu Senhor. Selama dua tahun berturut - turut permohonan Feriana tidak terkabulkan. Feriana pun putus asa, namun berkat dorongan kuat dari kakaknya, Feriana kembali mengikuti Logu Senhor dan permohonannya terkabulkan. Suami Feriana yang lumpuh itu, dapat kembali berjalan layak manusia normal dan ia dikarunia seorang anak. Feriana berjanji akan mengikuti Logu Senhor setiap tahun.
Sama halnya dengan Feriana. Siprianus Hilarius telah menikah tiga tahun tetapi belum mempunyai anak. Berbagai cara dilakukan, berkonsultasi dengan dokter bahkan menggunakan dukun selalu hasilnya nihil. Siprianus kemudian memutuskan untuk mengikuti Logu Senhor. Alhasil, doa dan permohonannya terkabul. Siprianus dikaruniai dua anak. Siprianus berjanji mengikuti Logu Senhor selama tiga tahun. Adakah diantara kita yang ingin memperoleh berkat sebagaimana dialami Feriana dan Siprianus Hilarius?. ****
wentho eliando

Tidak ada komentar:

Posting Komentar