KEMAJUAN pendidikan merupakan pintu masuk atau entry point bagi kemajuan peradaban dan menjadi faktor penentu utama kekuatan daya saing kita tatkala berhadapan dengan persaingan di dunia kerja.
Hal itu dikatakan Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, saat bertatap muka dengan masyarakat di Kecamatan Nangaroro beberapa waktu lalu di Nangaroro.
Menurut Bupati Nagekeo yang sering disapa Nani Aoh ini, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk kemajuan seluruh sektor pembangunan. Kemajuan pembangunan juga sangat ditentukan oleh peran serta kaum muda. Dikatakannya, saat ini telah terlihat membanjirnya tenaga kerja asing dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian yang cukup sehingga dibayar dengan biaya yang sangat mahal. Tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia ada yang sebagai konsultan, dokter ahli, dosen terbang dan pilot. Khusus untuk pilot di pesawat Lion Air atau Wings Air semuanya adalah pilot asing yang semuanya dibayar dengan biaya yang sangat mahal. Di sisi lain, tenaga kerja Indonesia (TKI) terlebih tenaga kerja wanita (TKW) kita yang pergi bekerja di luar negeri terutama Malasya hanya berbekal ijasah SLTP atau SLTA. Mereka hanya kebagian kerja sebagai buruh kasar, tukang masak, tukang cuci dan tukang seterika pakaian. Kebanyakan dari mereka tidak dihargai sebagaimana layaknya sehingga diperlakukan secara kasar yang akibatnya ada yang menderita karena siksaan yang tidak berperikemanusiaan. Pelajaran mahal yang hendaknya menjadi refleksi total kita dengan satu kesimpulan dasar adalah pendidikan sebagai pitu masuk kemajuan peradaban dan penentu utama kekuatan daya saing di dunia kerja.
“Untuk alasan itulah, saya tidak jenuh mendorong dan mengajak semua pihak untuk dengan segala daya dan upaya memperhatikan penndidikan anak-anak kita, “ujarnya.
Pemerintah pusat maupun daerah, kata Bupati Nani Aoh, telah mengalokasikan dana dalam jumlah yang cukup besar untuk mendanai pendidikan. Kebijakan nasional wajib belajar (Wajar) telah mengharuskan dan mewajibkan semua orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka yang berusia sekolah.
Bupati Nagekeo, menjelaskan, pada tahun 2009 lalu, prosentase kelulusan kabupaten kita adalah terbaik di NTT, namun, pada tahun 2010 mengalami penurunan. Bila kita simak lebih dalam ternyata prosentase kelulusan yang tinggi tidak berlangsung parallel dengan perolehan nilai mata pelajaran yang tinggi. Kesimpulannya adalah anak-anak kita banyak yang lulus tapi perolehan nilai mereka tidak cukup memuaskan. Artinya, problem anak-anak kita dan bahkan guru-guru kita terletak pada kapasitas dan kwalitas intelektual mereka. Tak ada pilihan lain kecuali terus tumbuhkan budaya baca.
“Saya berkeyakinan bahwa masyarakat yang cerdas dan intelek tidak mungkin menjadi sumber masalah yang memusingkan pemerintah. Karena itu saya tegaskan dan instruksikan kepada saudara camat, para kepala desa dan lurah bersama seluruh tokoh untuk memberikan perhatian dan kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di daerah ini. Saling berkoordinasi untuk memanggil dan menegur para orang tua yang tidak menyekolahkan anak atau anak-anaknya yang sering bolos atau terancam drop out. Kalau ada laporan dari sekolah-sekolah agar dibaca dan dipahami persoalannya dan lakukan kunjungan kerja untuk terus mendorong dan memotivasi mereka. Dengan kerja sama yang baik maka kemajuan pendidikan akan kita nikmati, “ujarnya memotivasi.
Bupati Nagekeo menambahkan, untuk mendorong kemajuan pendidikan, maka Polisi Pamong Praja (Pol PP) diturunkan ke lapangan untuk menjemput anak-anak terutama anak-anak yang nakal dan bandel bersama orang tuanya supaya diingatkan dan dimotivasi. Pada kesempatan tersebut, Bupati Nagekeo juga menyinggung soal adanya wacana atau gagasan yang menghendaki agar Boawae menjadi kota pelajar atau kota pendidikan. Untuk merealisasikan gagasan ini, maka harus dimulai dari sikap dan perilaku masyarakat yang pro pendidikan. Maksudnya, masyarakat sendiri harus bisa menciptakan suatu situasi yang kondusif agar kota Boawae menjadi tempat lahirnya prestasi-prestasi yang prestisius di bidang pendidikan. Keadaan ini dengan sendirinya menjadi iklan diri bagi kota ini untuk diminati para pelajar dari sekolah pelosok daerah dan di situlah substansi dan esensi kota pendidikan.
Di bagian terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagekeo, Stanislaus Paso, saat ditemui di ruang kerjanya, mengatakan, kemajuan suatu bangsa hanya bisa diukur dari kwalitas sumber daya manusianya. Karena itu, secara bertahap pemerintah dan DPRD akan membangun sarana dan prasarana pendukung pendidikan termasuk membangun asrama sekolah dan penyediaan perpustakaan. รจ sil aegela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar