Bidang Perkapalan, Ternak, Tambang dan Pariwisata
foto Rombongan calon investor diterima secara adat dalam bentuk gtarian dan bhea sa di Aegela, Desa Bidoa.
Akhir tahun 2010, Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Nagekeo mendapat kunjungan sejumlah calon investor asal Tiongkok, China. Dua diantara calon investor yang datang yakni Mr. Cing dan Mr. Whu. Keduanya ditemani oleh enam orang Indonesia asal Jakarta masing-masing adalah Andi Asmara, Frans Parera, Remi Puli, Deri, Fiktor dan Kristoforus. Rombongan calon investor tersebut berniat untuk berinvestasi atau menanamkan modalnya di wilayah Kabupaten Nagekeo di bidang peternakan, pertanian dan perkebunan, galangan kapal, pertambangan dan industri pariwisata.
KEDATANGAN rombongan calon investor pada Selasa (28/12/10) lalu sebenarnya tanpa diketahui sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo. Kedatangan mereka atas prakarsa atau inisiatif seorang mantan Kepala Desa Bidoa, Kanisius Kodhi, yang menemui para calon investor di Jakarta pada awal tahun 2010 lalu. Sehari sebelumnya, para calon investor dari Jakarta menuju Kupang menemui Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Frans Lebu Raya, untuk menyampaikan tentang rencana investasi. Di Kupang, para calon investor asal Tiongkok dan Shang Hai terbagi dua kelompok. Satu kelompok menuju Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Belu. Sementara yang ke Kabupaten Nagekeo dipimpin oleh Andi Asmara. Rombongan calon investor ini datang melalui Bandara Tourlelo-Soa. Mereka dijemput oleh dua mobil Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagekeo, Thomas Tiba Owa, S.Ag.
Di Nagekeo, para calon investor diterima secara adat oleh Pemerintah dan masyarakat Desa Bidoa, Kecamatan Nangaroro. Masing-masing anggota rombongan dikalungi kain sarung Ragi Mbay oleh para tokoh masyarakat Desa Bidoa. Sebagaimana tradisi menerima tamu, warga Desa Bidoa menyambutnya dengan tarian dan bhea sa. Selanjutnya digelar jamuan makan siang dan tatap muka. Hadir juga pada penerimaan calon investor tersebut adalah Kepala Desa Bidoa Ferdinandus Bana May, mantan Kepala Desa Bidoa Kanisius Kodhi, Ketua BPD Thomas Goa dan Camat Nangaroro Paternus Adja, S.Sos. Kedatangan rombongan calon investor ini sebelumnya sungguh diragukan oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo karena tak ada informasi dan konfirmasi terlebih dahulu. Kepala Desa Bidoa Ferdinandus Bana May, mengatakan, sehari sebelumnya, ia bersama Sekretaris Desa Bidoa Lambertus Lengi telah menemui Bupati Nagekeo Drs. Yohanes Samping Aoh untuk menyampaikan informasi sekaligus meminta kesediaan untuk hadir di acara penerimaan calon investor. Dalam pertemuan tersebut, diketahui bahwa Bupati Nagekeo juga tak mengetahui rencana kedatangan investor dan tak bersedia menghadirinya karena berbagai kesibukan. Bahkan, keraguan soal kedatangan calon investor juga dirasakan oleh sejumlah pejabat dinas, badan, kantor dan bagian di lingkup Pemkab Nagekeo termasuk para pejabat asal Ndora yang ternyata juga tidak hadir di acara pertemuan dengan calon investor walaupun sudah diundang sebelumnya.
Kepala Desa Bidoa, Ferdinandus Bana May, mengemukakan rasa terima kasihnya atas kunjungan rombongan calon investor. Ini adalah suatu awal dari mimpi besar untuk keluar dari keterpurukan dan kemiskinan sekaligus mengurangi pengangguran. Menurut Kepala Desa Bidoa, wilayahnya sangat potensial untuk pengembangan ternak dan usaha di bidang kehutanan. Sementara untuk pertanian, wilayah ini hanya mengandalkan sawah tadah hujan yang diusahakan oleh sebagian masyarakat. Sedangkan komodisi, wilayah Desa Bidoa mengandalkan Kemisi sebagai komoditas unggulan. Sementara itu, mantan Kepala Desa Bidoa Kanisius Kodhi, mengatakan, kehadiran para calon investor merupakan bukti bahwa pihaknya sangat serius untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan daerah agar berkembang maju dan masyarakatnya bisa hidup lebih sejahtera dan makmur.
Pusat Kemajuan
Salah satu peserta rombongan yakni Frans Parera, mengatakan, kawasan Ndora terlebih Desa Bidoa nantinya bukan daerah primitif tetapi menjadi pusat kemajuan bangsa-bangsa karena daerah ini sangat potensial untuk pengembangan ternak dan berbagai industri. Sehari sebelumnya, saat bertemu dengan Gubernur NTT, banyak hal dan titipan pesan yang disampaikan kepada rombongan calon investor. Yang disampaikan Gubernur NTT adalah tidak lama lagi Mbay akan memiliki lapangan udara atau bandara internasional dan Mbay akan menjadi daerah yang sangat terbuka dari semua arah.Dengan adanya bandara internasional, maka banyak turis yang datang dari berbagai Negara dan Mbay juga menjadi pintu gerbang bagi ekspor berbagai komoditi seperti hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan kelautan serta aneka pertambangan. Apakah masyarakat Nagekeo siap terhadap berbagai kemajuan yang akan datang?
“Kehadiran kami ini sama dengan Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan untuk kemajuan. Harapan kita adalah Nagekeo berkembang maju dan NTT bisa menjadi propinsi yang makmur. Setelah dari Aegela ini, kami ke Mbay melihat kemungkinan untuk pembangunan galangan kapal atau pabrik kapal serta ke Riung melihat potensi wisata untuk berinvestasi di bidang bidang industry wisata, “ujarnya.
Frans Parera, mengatakan, Aegela akan dijadikan sebagai pusat ekspor ternak sapi terbesar di Indonesia. Selain ternak sapi, juga akan mengembangkan ternak ayam sehingga usahanya beragam dan pendapatan masyarakat meningkat.
“Saya mendukung penuh saudara-saudara kita dari Tiongkok untuk berinvestasi. Jangan mengganggu usaha mereka. Saya menyampaikan terima kasih atas perjuangan mereka yang dari Tiongkok tapi bisa sampai di Aegela-Ndora ini. Kehadiran mereka atas bimbingan Tuhan karena itu kita harus berdoa agar rencana besar ini bisa terwujud, “ujarnya.
Salah satu Putra Riung yang bekerja sebagai PNS di Direktorat Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri RI, Remi Puly, yang turut serta dalam rombongan calon investor tersebut, mengatakan, sebagai kabupaten baru, Nagekeo belum lulus menjadi kabupaten karena masih harus dievaluasi. Agar bisa lulus maka pemerintah dan masyarakatnya harus kreatif menggerakan dan memanfaatkan semua potensi yang ada guna meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan asli daerah. Sebagai kabupate baru, Nagekei juga punya keterbatasan. Mbay sendiri butuh daerah penyanggah untuk menyuplai sayur mayor dan buah-buahan serta kebutuhan protein. Daerah penyanggah itu yang cocok adalah Ndora dan sekitarnya karena berada di pintu masuk menuju ibukota.
“Ke depan, hanya orang yang memiliki ternak dan usaha pertanian dan perkebunan yang bisa bersaing dan hidup sejahtera. Jangan sia-siakan potensi sumber daya ayang ada. Manfaatkan secara baik, “ujar Remi memotivasi.
Putra Riung yang pernah bekerja di Susteran SSpS Ndora ini, menambahkan, kedatangan para calon investor yang pertama kali ini baru sebatas melihat. Setelah merasa cocok baru akan ditindak-lanjuti dengan kerja sama. Sebagai daerah belakang, Bidoa sangat potensial untuk menyediakan kebutuhan sayur mayor bagi masyarakat kota Mbay. Di samping kebutuhan sayuran, Ndora juga potensial untuk menyediakan kebutuhan daging baik untuk lokal maupun ekspor.
Pimpinan rombongan calon investor Andi Asmara, saat berdialog dengan masyarakat mengatakan, tahapan investasi akan dimulai dengan peninjauan selama dua hari. Setelah itu akan dievaluasi. Terkait pengembangan ternak, kata dia, selama hayat di kandung badan, ternak sangat dibutuhkan. Bukan hanya pemeliharaannya saja tetapi ada banyak dampak seperti bagi pertanian dan sebagainya. Saat itu, ia juga mengemukakan tentang rencana investasi di bidang perikanan dengan cara memberikan dukungan peralatan tangkap bagi nelayan dan pengolahan ikan. Untuk mendukung program ini, pihaknya akan membangun usaha perkapalan guna membantu para nelayan. Andi Asmara juga menyampaikan tentang permintaan Gubernur NTT agar bisa berinvestasi di bidang pertambangan emas dan minyak serta tambang mangan. Namun semua itu bisa terlaksana bila ada kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Bila rencana ini terwujud, pihaknya akan melaksanakan dalam bentuk yang mirip dengan PNPM MP atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Pola ini dinilai sukses di berbagai daerah. Selain itu, investor juga akan bekerja sama dengan koperasi yang ada di desa sehingga pemanfaatan dana investasi bisa dikelola secara baik. Andi Asmara juga memastikan pada bulan Januari 2011 pihaknya akan datang lagi ke Bidoa untuk membicarakan hal-hal yang bisa dikerjakan agar masyarakat bisa mempercayai rencana investasi ini.
Di tempat yang sama, Frans Parera, salah satu peserta rombongan calon investor, mengatakan, dengan investasi maka bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi pengangguran. Dengan investasi, anak-anak diarahkan untuk tidak mengejar pegawai negeri sipil tapi bisa lebih kreatif memberdayakan potensi sumber daya alam yang ada. Menurut Frans Parera, Ndora sangat potensial bagi pengembangan ternak sapi, kambing, babi, ayam, kuda dan kerbau. Karena itu, saran dia, kawasan ini harus dilestarikan dengan cara tidak membakar hutan agar kelak kita memelihara ternak bisa berkembang secara baik. Dia juga mengatakan, para calon investor yang datang dari Tiongkok dan Shang Hai memiliki sejumlah perusahaan yang bergerak di sejumlah bidang.
“Kita jangan sia-siakan kedatangan investor. Mereka datang dari jauh. Karena itu kita harus persiapkan secara baik dan mendukung usaha mereka. Kami jamin investasi ini adalah investasi yang saling menguntungkan, “ujarnya.
Camat Nangaroro, Paternus Adja, S.Sos, yang hadir saat itu menyampaikan apresiasinya dan rasa terima kasihnya atas kunjungan investor. Di hadapan rombongan, ia mengemukakan tentang potensi sumber daya alam baik yang ada di pedalaman maupun pesisir pantai. Ia berharap, para calon investor juga mau melirik kawasan Nangaroro bagian Selatan karena di sana ada beraneka potensi sumber daya alam. Usai tatap muka, dua calon investor asal Tiongkok yakni Mr. Cing dan Mr. Whu tak bisa memberikan komentar karena tidak bisa berbahasa Indonesia maupun Inggris.
Kedatangan calon investor diapresiasi oleh wakil rakyat. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Nagekeo, Stanislaus Paso, mengatakan, investasi merupakan pintu masuk bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah Kabupaten Nagekeo membuka diri seluas-luasnya bagi setiap investor yang menanamkan modalnya di daerah. Menurut Stanis Paso, kawasan Ndora memang sangat layak untuk pengembangan ternak dan industry. Kawasan ini menjadi penyanggah bagi ketersediaan bahan pangan warga kota Mbay dan sekitarnya. Hal sama juga dengan Anggota DPRD Nagekeo, Frans Ave. Menurutnya, pemerintah harus memberikan keringanan bagi dunia usaha untuk berinvestasi dengan tidak memberlakukan persyaratan yang berbelit. รจ sil aegela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar