UNIT Pelaksana Tehnis Daerah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (UPTD PPO) Kecamatan Nangaroro selama sehari penuh pada bulan Desember lalu yakni Jumat (10/12/2010) menggelar kegiatan bedah soal standar kelulusan (SKL). Bedah soal ini melibatkan 26 orang kepala sekolah dasar (SD), para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) se-Kecamatan Nangaroro. Kegiatan bedah soal ini dilaksanakan di SDK Madambake dengan cara membagi para guru mata pelajaran ke dalam tiga kelompok. Kegiatan bedah soal SKL ini dibuka secara resmi oleh Kepala UPTD PPO Kecamatan Nangaroro, Drs. Alfonsius Dhosa. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Pengawas TK/SD UPTD PPO Kecamatan Nangaroro, Winibaldus Soba, A.Ma.Pd.
Kepala UPTD PPO Kecamatan Nangaroro, Drs. Alfonsius Dhosa, di hadapan para peserta, mengatakan, kegiatan bedah soal SKL dilaksanakan bertujuan untuk melihat soal-soal ujian akhir nasional tingkat SD selama tiga tahun terakhir. Soal-soal mana yang sering keluar dan soal-soal mana saja yang tidak boleh disepelekan. Dalam bedah soal SKL ini, para guru juga dimimta untuk menyusun masing-masing 50 soal bagi tiga bidang studi mata pelajaran ujian akhir. Soal-soal ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan try out siswa pada bulan Februari dan Maret 2011 nanti.
“Kegiatan ini secara rutin kami laksanakan setiap tahun sebagai bentuk kesiapan dan antisipasi menghadapi ujian akhir sekolah atau ujian nasional. Sebelumnya, kegiatan ini sering dilaksanakan di tingkat gugus tapi tahun ini kita pusatkan di tingkat kecamatan agar bisa mengakomodir semua masukan atau pikiran agar bisa saling melengkapi dalam penyusunan soal ujian, “ujar Alfons Dhosa kepada flores file usai membuka kegiatan bedah soal tersebut.
Soal-soal yang disusun, lanjut Kepala UPTD PPO Nangaroro, sesuai dengan ketentuan silabus dan kurikulum. Jadi para guru tidak bisa seenaknya meyusun soal ujian. Menurutnya, setelah mengamati semua soal dalam tiga tahun terakhir ternyata ada soal-soal tertentu yang menjadi langganan tetap atau selalu muncul pada ujian nasional. Namun, walaupun ada soal-soal yang menjadi langganan tetap selalu keluar saat ujian, tapi, ia mengingatkan para guru atau peserta ujian agar tidak terlena dengan soal-soal tersebut. Di hadapan peserta bedah soal SKL, Alfons Dhosa juga membeberkan tentang kondisi perkembangan terkini setiap sekolah di wilayah kecamatan. Menurutnya, keadaan infrastruktur dan sarana prasarana masih sangat terbatas serta masih terdapat banyak kekurangan guru. Namun, berbagai kekurangan itu kiranya tidak menjadi beban tetapi sebagai cemeti untuk kita memacu prestasi.
Sementara itu, Pengawas TK dan SD, Winibaldus Soba, A.Ma.Pd, mengatakan, dalam penyusunan soal ujian ada alat ukur dan kaidah sebagai pedoman para penyusun soal. Alat ukur atau standar yang dipakai adalah mengikuti ketentuan UASBN yang lalu. Sebelum menyusun soal, Pengawas TK dan SD ini mengajak para guru yang hadir untuk melihat kembali soal-soal ujian selama tiga tahun terakhir dari tiga bidang studi.
“Kegiatan ini sebagai kesiapan kita menghadapi ujian nasional. Apakah dengan standar nilai kelulusan tiga koma nol bisa tercapai ataukah tidak. Untuk skop kabupaten saja, dengan mengacu standar kelulusan tersebut sebenarnya untuk Kecamatan Nangaroro adalah yang paling rendah karena hanya mencapai nilai dua koma nol, “ujarnya.
Winibaldus Soba, mengatakan, pada tahun ajaran 2011 nanti aka nada 406 orang yang menjadi peserta ujian akhir tingkat SD. Karena itu, kita harus menyiapkannya dengan amunisi ilmu agar nantinya bisa mengerjakan soal ujian dengan baik dan berhasil. Ia lalu membagi para peserta yang hadir dalam tiga kelompok sesuai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Mula-mula ia menjelaskan soal rambu-rambu tentang kaidah penyusunan soal pilihan ganda yang disebutnya terdapat 17 kaidah. Diantaranya soal yang disusun harus sesuai dengan indikator dan kurikulum yang ditetapkan serta kompetensi dasar yang diharapkan. Semoga bedah soal SKL ini dapat mendorong naiknya prosentase kelulusan nanti. è sil aegela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar