TIDAK mudah bagi pemerintah untuk melaksanakan semua agenda pembangunan tepat pada waktunya di Kecamatan Aesesa. Segudang masalah ditengarai menjadi penyebab utama pembangunan di wilayah tersebut. Camat Aesesa, Muhayan Amir, mengatakan, ada banyak masalah yang paling menonjol mulai dari masyarakat yang tidak punya KTP (Kartu Tanda Penduduk), penertiban hewan yang berkeliaran hingga batas tanah ulayat atau tanah suku yang tidak jelas. Camat Aesesa mengungkapkan itu di hadapan Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh saat melakukan kunjungan kerja di Boanio Desa Olaia, Kecamatan Aesesa pada Senin (22/11) lalu.
Kecamatan Aesesa yang saat ini memiliki 32.386 jiwa penduduk yang terdiri dari 16.180 jiwa penduduk laki-laki dan 16.206 penduduk perempuan ternyata menyimpan segudang masalah pembangunan. Camat Aesesa menyebutkan, permasalahan tanah merupakan yang paling menonjol dari sederet masalah lainnya. Ini bisa dipahami karena kecamatan ini yang dulunya hanyalah kecamatan tetapi saat ini telah berubah menjadi pusat ibukota Kabupaten Nagekeo sehingga terjadi pengklaiman hak atas tanah oleh orang perorang. Selain diklaim secara perorangan, tanah-tanah di wilayah ini juga diklaim oleh kelompok suku sebagai tanah ulayat.
“Masalah yang paling menonjol adalah tanah antara orang perorang, kelompok masyarakat. Pengklaiman tanah ulayat oleh dua sampai tiga suku dengan batas-batas yang tidak jelas, “papar Camat Aesesa dalam laporannya.
Di samping masalah tanah, Camat Aesesa juga menyebutkan, pihaknya agak kesulitan dalam melakukan penertiban penduduk oleh karena banyak yang tidak ber-KTP. Jika manusia saja berkeliaran tanpa KTP apalagi hewan. Hewan di wilayah ini sering dilepas oleh pemiliknya sehingga seringkali menggagu tanaman masyarakat lainnya dan ini sering menimbulkan masalah. Masalah lain yang butuh perhatian dan campur tangan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) adalah lahan irigasi atau lahan basah Mbay Kanan. Banyak lahan di Mbay Kanan yang masih tidur alias belum dikelola padahal masyarakat sangat membutuhkannya. Hal sama dengan Mbay Kiri yang butuh penyelesaian saluran irigasi secepatnya agar masyarakat bisa mengelola lahan persawahannya.
Selain permasalahan tersebut, ungkap Camat Aesesa, yang perlu mendapat perhatian semua pihak adalah terkait pelebaran jalan. Saat ini diakuinya, sedang dilakukan sosialisasi. Dalam sosialisasi ada masyarakat yang menerima dan ada yang berkeberatan. Di akhir paparannya, Camat Muhayan Amir juga menyebutkan masalah tanah di lokasi Bandar udara (Bandara). Ia menyarankan agar sejumlah lahan di lokasi tersebut perlu dibebaskan dan perlu melakukan pendekatan secara intens kepada masyarakat. Dengan melakukan pendekatan secara intens, Camat Aesesa sangat yakin bahwa setiap masalah pasti bisa diselesaikan bisa dilakukan secara sungguh-sungguh.
Di hadapan Bupati Nagekeo saat itu, Camat Aesesa juga mengungkapkan tentang rencana pemekeran desa dan kelurahan di wilayahnya pada tahun anggaran 2011, persehatian batas antara desa dengan desa, pelaksanaan pemilihan kepala desa pada 12 desa, wajib jamban sehat serta sejumlah agenda pembangunan dalam rangka pengentasan kemiskinan di wilayah itu. è sil nusa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar