Oleh: Anton Moti
Kabupaten Nagekeo adalah kabupaten baru, banyak persoalan yang harus dibenahi dan dipersiapkan oleh seorang Sekda. Mengurus birokrasi butuh seorang pemimpin yang cerdas, bijak dan cekatan dalam menata masa depan birokrasi yang berwawasan Nasional. Menjadi sekda harus jauh dari kepentingan politik, koncoisme dan harus professional.
Banyak kader yang ada di Kabupaten Nagekeo, sudah layak untuk menjadi Sekda. Tapi yang terekam oleh Flores File dari sumber kuat yang ada di lingkungan Pemkab Nagekeo bahwa kali ini Bupati memilih calon Sekda yang berasal dari luar Nagekeo. Kalaupun pilihan tersebut benar, artinya terjawab dengan kesepakatan para bupati dengan Gubernur NTT, Frans Leburaya, di Tambaloka baru-baru ini, yang mengatakan Sekda di setiap kabupaten/kota, tidak seharusnya berasal dari kabupaten/kota atau daerah sendiri.
Tiga nama calon Sekda Kabupaten Nagekeo, sudah diusulkan ke Gubernur. Tiga nama tersebut antara lain; Drs.Julius Lawotan ( Staf Ahli Bidang Pembangunan, Setda Kabupaten Sikka ), Wolfgang Lena, SP. M.Si, ( Kepala Dinas P3 Kabupaten Nagekeo), Drs. Yos. P. Dhima Wea (Kepala Inspektorat Kabupaten Nagekeo). Namun dari ketiga figure tersebut, nama Julius…lebih berpeluang untuk menjadi Sekda. Hal ini terlihat dari kepangkatan dan golongan, serta jabatan yang pernah diemban. Dua figure muda yang berasal dari Kabupaten Nagekeo, tentu akan menjadi calon pendamping.
Sedangkan nama-nama yang sebelumnya santer di dengar di Nagekeo, tidak diusulkan ke Gubernur NTT. Nama-nama tersebut, yakni ; Servas L. Nage (Kepala Bappeda Nagekeo), Lodovikus Wanggol (Asisten III Setda Nagekeo), Ben Polo Maing (Kadis Kehutanan Provinsi NTT), Yuliana Lamuri (Sekarang Staf Ahli Bidang Pemerintahan Setda Nagekeo), Bidaron Bhoko (Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Kabupaten Nagekeo), Pius Mare (Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Nagekeo), Drs. Lowa Marselinus (Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa), dan Pone Florentinus SE, M.Si (Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan). Mungkin pertimbangan lain yang dilakukan oleh Bupati Nani Aoh. Dari segi kepangkatan dan golongan serta jabatan, ada beberapa nama yang ada, layak untuk diusulkan.
Ketika mendengar informasi yang berkembang di masyarakat tentang pergantian Sekda, Flores File mencoba menanyakan hal tersebut kepada Bupati Johanes S. Aoh. Secara diplomatis Bupati Aoh mengatakan, untuk menjadi calon Sekda harus dilihat dari kepangkatan, golongan dan jabatan. Penempatan Sekda harus berdasarkan aturan. Tiga nama harus diusulkan ke Gubernur, di tingkat provinsi akan melakukan fit and proper tes atau uji kelayakan.
Ditanya tentang nama-nama yang diusulkan, bupati tidak berkomentar. Dia hanya mengaatakan belum saat untuk memberikan informasi siapa yang diusulkan dan siapa yang akan menjadi Sekda. Prosesnya tentu akan secepatnya, mengingat jabatan Sekda defenitif harus diisi. “Sekda yang lalu sudah berakhir, dan telah masuk masa pensiun,”kata Bupati.
Lebih jelas lagi, pada saat pelantikan pejabat Eselon II dan III di lingkup Pemerintah Kabupaten Nagekeo, pada awal April lalu, Bupati Nani Aoh menjelaskan bahwa untuk posisi Sekda, tidak mesti putra daerah. Putra daerah bisa menduduki jabatan Sekda di Kabupaten Lain. “Ini merupakan hasil kesepakatan para bupati dan Gubernur NTT, Frans Leburaya belum lama ini di Tambolaka Sumba, para pejabat birokrat yang dari sisi kepangkatan dan golongan, dan jabatan yang diemban, harus bisa menampilkan diri sebagai top manager dan menjadi pemimpin yang professional agar bisa menjadi Sekda di Kabupaten tetangga, “jelas Bupati Aoh.
Melihat dan mendengar penjelasan dari Bupati Johanes S. Aoh, kata sumber kuat Flores File, sudah semakin jelas kalau calon Sekda Nagekeo berasal dari luar Kabupaten Nagekeo. Dan calonnya pasti sangat memenuhi persyaratan, dari kepangkatan, golongan dan jabatan yang pernah diembannya. Figur yang menjadi pilihan adalah Julius Lawotan.
Kecerdasannya dan profesionalisme serta jam terbang dari figure Julius Lawotan pasti tidak perlu diragukan. Yang bersangkutan di Kabupaten Sikka, kepiwaiannya sudah sangat teruji. Sudah menjabat kepala dinas di beberapa instansi, saat ini menjadi staf ahli. Lanjut sumber tadi, pemilihan terhadap figure yang berasal dari luar, sangat professional, tentu jauh dari kepentingan. Figure Julius sangat low profile, bijak dan bertanggungjawab atas segala tugas yang diberikan kepadannya. Pemilihan calon Sekda kali ini, pasti pengelamannya tidak terlalu jauh berbeda dengan mantan Sekda Nagekeo, Jhon Elpi Parera. Sebab dapurnya aparat birokrat ada pada pundaknya Sekda, maka ketenangan, bijak dan professional akan menjadi dasar menata birokrasi.
Teka-teki siapa sebenarnya yang akan menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Nagekeo, kian hari semakin mengara kebenarnnya. Profesionalisme, kapabilitas, integritas dan kepangkatan serta jabatan yang pernah diemban, akan menjadi kriteria utama dalam menentukan Sekda. Sekda adalah pemimpin karir tertinggi di lingkup birokrasi pemerintah. Menjadi Sekda harus memiliki kapasitas pemimpin, dan sebagai top manager.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar