Jumat, 08 April 2011

Setiap Masalah Harus Diselesaikan Dari Tingkat Desa


 Boawae Bisa Diusulkan Jadi Kota Budaya


 
SETIAP permasalahan sekecil apapun jangan dibiarkan berkembang menjadi besar. Para kepala desa dan lurah harus sigap dan respon membaca dinamika masyarakat. Apabila ada permasalahan yang timbul harus bisa diselesaikan searif mungkin di tingkat desa atau kelurahan. Tidak boleh setiap masalah di bawa ke kecamatan atau kabupaten tanpa diselesaikan terlebih dahulu di tingkat desa atau kelurahan.
Saat berbicara di hadapan masyarakat Kecamatan Boawae di Boawae belum lama ini, Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, mengatakan, setiap permasalahan yang muncul harus diselesaikan menurut tingkatan pemerintahan yang ada. Bupati juga menyinggung adanya penyimpangan perilaku masyarakat yang terkadang sangat mengganggu keamanan dan ketertiban atau ketentraman masyarakat. Ini sesungguhnya bermula dari rendahnya pendidikan, kecenderungan berpesta pora  yang berlebihan, perjudian, minum mabuk, sikap malas, penyerobotan tanah, kenakalan remaja dan rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Semua permasalahan ini bagaimana pun sulitnya membutuhkan cara dan strategi yang baik untuk menyelesaikannya dengan melihat akar permasalahannya untuk disentuh. Untuk itu, ia meminta perhatian para tokoh masyarakat untuk turut menciptakan keadaan yang kondusif. Para tokoh masyarakat diharapkannya tidak memperalat anak-anak muda untuk mendalangi berbagai aksi penyerobotan bagi tanah-tanah yang sudah bersertifikat. Apalagi kalau yang mendalanginya dan mengotaki aksi penyerobotan tanah adalah oknum pegawai negeri sipil. Bupati Nagekeo juga sangat mengharapkan kerja sama terkoordinasi pihak Tripika bersama para kepala desa dan lurah serta tokoh masyarakat agar secara berjenjang menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi. Setiap masalah sedapat mungkin dimulai penyelesaiannya dari level pemerintahan yang terbawah yakni RT, kepala dusun, kepala desa, camat  yang apabila juga tidak sanggup menyelesaikannya baru ke kantor bupati.
“Saudara-saudara semua adalah pemimpin. Seorang pemimpin itu identik dengan kemampuan dan kecerdasan mengatasi atau menyelesaikan masalah. Jangan menjadi pemimpin yang hanya menjadi penonton dan pelapor. Bila ada masalah diamkan atau ada masalah kerjanya hanya mondar mandir ke kabupaten untuk lapor bupati tanpa adanya upaya untuk mencari solusi atau jalan keluar. Kalau ada pejabat yang malas urus masalah dan hanya rajin melaporkan ke bupati untuk mengurus masalah yang tidak diurusnya, maka saran saya sebaiknya letakan jabatan, “ujarnya.
Bupati Nagekeo menambahkan, menjadi pemimpin harus bisa tunjukan bahwa kita mempunyai nilai lebih dan memang bisa diandalkan untuk mengatasi masalah dan memberikan jalan keluar yang konstruktif.

          Kekayaan Budaya
Di hadapan masyarakat Boawae, Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, juga menyampaikan pokok  pikirannya di bidang social budaya. Dikatakannya, dewasa ini dalam setiap kunjungan dan tatap muka dengan kalangan pendidik (para guru), banyak tuntutan agar kota ini dikukuhkan menjadi Kota Pendidikan atau Kota Pelajar. Namun, kalau kita simak dan dalami secara baik seluruh gejala dan perilaku sosial yang berlangsung di seluruh pelosok Kecamatan Boawae, maka nilai-nilai yang lebih dominan dipertontonkan lebih kuat menampilkan karakter kahas kota Boawae sebagai Kota Budaya. Hal ini terlihat dari keteraturan dan kepatuhan yang kuat pada kalender adat untuk melakukan berbagai ritual adat baik berupa tinju adat, berburu, cara menyambut tamu, cara menyuguhkan makanan, tradisi berpakaian, perkawinan maupun pemakaman jenasah. Bahkan satu kekayaan budaya yang menjadi kekuatan social di Kecamatan Boawae adalah ikatan struktur adat yang memungkinkan banyak permasalahan yang bisa sulit atau mudah diselesaikan dalam ruang budaya.
“Saya boleh katakana bahwa kekayaan budaya yang terpelihara secara baik ini menjadikan Boawae dikagumi dan bahkan sangat diperhitungkan karena memiliki keunggulan komparatif dan menjadi sebuah kekuatan kompetitif, “ujarnya.
Bupati Nagekeo menghimbau dan mengajak semua keluarga untuk tetap dan melestarikan hal-hal yang berbau cultural dan menjadi perekat social yang bernilai positif dalam membangun harmonisasi, kerukunan dan toleransi beragama di kecamatan ini. Bupati Nani Aoh juga meminta perhatian khusus dari Dinas Pariwisata agar terus memberikan pembinaan dan pendampingan karena kecamatan ini memiliki sejumlah keunikan dan keunggulan yang bila dikelola secara baik dan cerdas akan menjadi ikon budaya yang menarik bagi para turis dari mancanegara.  è sil nusa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar