Jumat, 08 April 2011

Di Nagekeo, warga berlomba menjadi keluarga miskin



 
NIAT pemerintah untuk membantu keluarga miskin melalui pemberian beras miskin dan sebagainya ternyata disalah-gunakan oleh sebagian besar masyarakat. Bahkan, masyarakat berlomba untuk menjadi keluarga miskin agar bisa dapat gratis berbagai bantuan pemerintah. Inilah gejala yang benar-benar menggelisahkan pemerintah pada semua tingkatan dewasa ini. Semakin banyak uang yang diturunkan ke desa justru semakin banyak orang berduyun-duyun mendaftarkan dirinya sebagai keluarga miskin. Kegelisahan ini tergambar dari raut wajah orang nomor satu Nagekeo saat melakukan kunjungan kerja dan bertatap muka bersama masyarakat Boawae di Kecamatan Boawae belum lama ini.
Menurut Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, sikap masyarakat yang berlomba untuk menjadi keluarga miskin sebagai cerminan dari sikap yang malas dan mau harap gampang. Padahal, semua jenis bantuan yang diberikan hanyalah bersifat sebagai dorongan atau motivasi untuk lebih rajin bekerja meningkatkan produktifitas sehingga bisa mensejahterakan keluarga. Untuk itu dihimbaunya kepada para camat, kepala desa dan lurah serta pihak BPMD agar terus melakukan evaluasi terhadap tingkat perkembangan ekonomi rumah tangga masyarakat. Mengidentifikasi sedemikian rupa agar keberhasilan program bisa berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat. Jika tidak dilakukan evaluasi maka akan membuka peluang bagi masyarakat untuk berspekulasi dengan mengaku sebagai keluarga miskin agar bisa mendapat bantuan dari pemerintah. Keluarga tersebut akan tetap malas alias tidak bekerja dan hanya menggantungkan diri pada belas kasihan pemerintah.
Di masa yang akan datang, kata Bupati Nagekeo, aka nada banyak dana yang beredar di desa. Karena itu ia berharap adanya kerja sama yang baik dari semua pihak terutama Tata Pem, BPMD, Dinas Pertanian dan seluruh sector untuk terus mendampingi agar tidak terjadi penyalah-gunaan dana yang bisa mengantar para pengurusnya bermukim di wisma gratis yaitu penjara.
Bupati Nani Aoh, menambahkan, sejak masih bergabung dengan Kabupaten Ngada, Kabupaten Ngada merupakan kabupaten terbaik dalam penyelenggaraan program PPK terbaik. Ternyata yang mengantarkan Kabupaten Ngada sebagai kabupaten terbaik adalah dua kecamatan yakni Kecamatan Boawae dan Kecamatan Mauponggo. Kedua kecamatan ini sebagai lokomotif keberhasilan program PPK kala itu. Dewasa ini, ketika program PPK berganti nama menjadi PNPM MP dan Kabupaten Nagekeo berdiri secara otonom, ternyata pada level nasional, Ngada dan Nagekeo masuk dalam dua kabupaten berkategori baik yang sukses melaksanakan program PNPM MP dan P2SPP.
“Kecamatan Boawae tetap menjadi kecamatan terbaik dalam pelaksanaan program nasional tersebut yang bertujuan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, “ujarnya.
Bupati Nani Aoh, mengatakan, saat ini di mana-mana dilakukan pembangunan fisik dan non fisik (capacity building). Fasilitas sarana air bersih, pembangunan jalan, polindes, pustu, perpustakaan, meubeler dan beasiswa terus digalakan, bahkan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas masyarakat terus dilakukan. Semua ini sukses dilakukan berkat kerja keras dan kerja sama yang bersifat swadaya gotong royong. Pemerintah melalui APBD terus berupaya agar ADD terus ditingkatkan guna penguatan fondasi perekonomian desa.
“Saya sangat mengharapkan adanya ketekunan dan kerja keras masyarakat memanfaatkan berbagai peluang dari program tersebut untuk peningkatan kwalitas hidup masing-masing, “harap Bupati Nagekeo memotivasi warganya.  
Laporan sil aegela

Tidak ada komentar:

Posting Komentar