Jumat, 08 April 2011

Bupati Nani Aoh Lakukan Kunker Beri Motivasi Warga


 Dorong Nagekeo Berkembang Maju
 

Usia Kabupaten Nagekeo saat ini baru tiga tahun. Dalam usia yang relatif muda tersebut, semua warga masyarakat diharapkan bisa berkreatifitas untuk turut serta memajukan kabupaten ini. Seturut visinya sebagai Kabupaten Yang Kreatif, orang nomor satu di daerah ini pun mengingatkan warganya agar tidak boleh menjadi penonton tetapi menjadi pelaku utama pembangunan. Hal ini terlihat ketika Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, melakukan kunjungan kerja (Kunker) di empat kecamatan yakni Boawae, Aesesa, Wolowae dan Nangaroro.

BOANIO FF- Pemerintah Kabupaten Nagekeo hingga saat ini terus memberikan motifasi mendorong masyarakat untuk mengisi setiap ruang pembangunan di wilayah ini dengan berbagai kegiatan produktif seperti di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, koperasi, pendidikan, kesehatan serta berbagai bidang lainnya.
Sebagaimana pantauan media ini di Boanio Desa Olaia, Kecamatan Aesesa pada Srnin (22/11/10) lalu, ketika melakukan kunjungan kerja dan tatap muka bersama masyarakat setempat, Bupati Nagekeo, Drs. Yohanes Samping Aoh, tak henti-hentinya mengingatkan warganya untuk memanfaatkan waktu secara baik dengan menanam aneka tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan di setiap pekarangan dan lahan yang tidur. Berbeda dengan kunker-kunker sebelumnya yang mana Bupati Nani Aoh tampil sendiri, kali ini dalam kunkernya didampingi oleh isterinya Ny. Mastiur Magdalena Panggabean Aoh yang baru dinikahinya pada bulan Oktober lalu di Jakarta. Dalam kunjungannya di Boanio saat itu, Bupati Nani Aoh diterima secara adat oleh warga setempat. Warga setempat menyambutnya dengan tarian tke dhegha dan bhea sa. Saat turun dari mobil, ia disambut oleh Camat Aesesa Muhayan Amir dan ibu, para unsur Tripika, Kepala Desa Olaia Yohanes Kama serta para tokoh masyarakat. Selain itu, para siswa sekolah dasar setempat juga berbaris di sisi kiri dan kanan menyambut kedatangan orang nomor satu Nagekeo. Bupati Nagekeo mengaku sangat terharu atas penyambutan tersebut.
“Kendati selama ini saya sudah sering berkunjung ke tempat ini diantaranya safari pendidikan, safari PNPM, namun kali ini saya datang kunjung sebagai silahtirahmi keluarga karena ada ibu juga hadir untuk bisa kenal lebih dekat dengan lingkungan pemerintahan dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan, “ujarnya.
Dikatakannya, dalam sisa waktu tiga tahun kepemimpinannya, dirinya berusaha maksimal melaksanakan tugas secara baik apalagi saat ini didampingi oleh isterinya yang berlatar belakang sebagai seorang dokter. Sebagai dokter, isterinya akan memberikan pikiran bagaimana membangun kesehatan secara lebih baik.
“Sisa waktu tiga tahun ini kami bertekad untuk memberikan yang terbaik.
Kami terharu atas penerimaan. Meskipumn saya sering lewat tapi kali ini karena rasa hormat kalian kepada saya sebagai bapak yang punya isteri baru sehingga diterima seperti ini. Semoga ke depan kami tidak salah langkah dalam memimpin dan mengayomi masyarakat, “katanya.
Hal sama juga disampaikannya saat berkunjung di Kecamatan Nangaroro. Ia juga disambut dengan drum band dari para siswa SMP Negeri Nangaroro serta tarian dan bhea sa dari salah satu sanggar seni asal Aekana Nangaroro. Baik di Boanio maupun di Nangaroro, saat bertatap muka dengan masyarakat, Bupati Nagekeo berbicara soal era globalisasi yang saat ini yang dampaknya sudah mempengaruhi semua sendi kehidupan manusia.
“Saat ini kita sedang berada di era globalisasi. Di era yang global ini sering terjadi pergeseran nilai dan budaya yang begitu cepat. Kondisi sosial masyarakat yang terus berubah sehingga dunia ini terasa semakin sempit. Tidaklah heran kalau saat ini apa yang terjadi di Eropa kita bisa mengetahuinya. Desa saat ini telah menjadi desa global, “ujarnya.   
Perubahan yang terjadi, kata Bupati Nagekeo, sebagai akibat dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat melalui media elektronik seperti tv, radio, handphone dan akses layanan internet. Apa yang terjadi di Eropa dalam hitungan detik sudah bisa kita ketahui. Akibat lainnya adalah banyak nilai baru yang diadopsi oleh masyarakat sehingga banyak orang yang mulai kehilangan jati dirinya. Namnun, di tengah pesatnya kemajuan iptek tersebut, Bupati Nani Aoh, rupanya masih berbangga atas lestarinya nilai adat istiadat dan budaya di setiap desa. Dalam setiap kunjungannya ke desa-desa, ia melihat masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai dan norma-norma budaya setempat.
“Ini sangat penting. Karena kalau tidak kita akan kehilangan identitas. Orang tidak akan tahu identitas kita orang Nagekeo itu seperti apa, “tuturnya.  
Akibat lain dari kemajuan iptek dan nilai luar yang diadopsi adalah terjadinya degradasi nilai. Banyak generasi muda yang tidak lagi menghormati orang tua. Bupati Nani Aoh berharap agar para orang tua terus membina dan membekali generasi muda dengan pendidikan nilai agar para kaum muda terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Menurut Bupati Nani Aoh, dengan meningkatnya kemajuan di segala bidang cenderung diikuti oleh meningkatnya kriminalitas. Ia mencontohkan, di kota Mbay beberapa pekan terakhir ini selalu terjadi pencurian dan kecelakaan lalu lintas. Ini adalah gejala atau tanda berkembangnya suatu kota. Kondisi ini sebagai akibat dari sempitnya jalan raya sehingga ke depan pemerintah berencana melakukan perbaikan dan pelebaran jalan.
“Saat ini pada jam-jam tertentu di Mbay terjadi kepadatan lalu lintas. Ruas jalan yang ada terlalu sempit karena banyaknya kendaraan roda dua dan roda empat. Sudah saatnya kita melakukan pelebaran jalan. Saya minta masyarakat memberikan dukungan karena seiring dengan kemajuan, banyak orang ada yang mengingkari lagi perjanjian masa lalu. Apa yang sudah dibuat masa lalu tidak diakui lagi di masa kini, “kata Nani Aoh.
Bupati Nagekeo, menambahkan, untuk menggerakan roda perekonomian daerah agar Nagekeo semakin maju, warga harus memanfaatkan setiap potensi yang tersedia. Salah satunya adalah memanfaatkan curah hujan yang pada tahun ini cukup tinggi sebagai akibat dari adanya perubahan iklim atau anomali.
“Dengan adanya perubahan iklim tahun ini, dari sisi positif saya cukup bangga karena kita bisa tanam jagung dan padi. Ada mata air di mana-mana. Ini harus dimanfaatkan. Kita tanam tanaman buah-buahan, tanaman perkebunan atau tanaman umur panjang sebanyak-banyaknya. Jangan sampai suatu saat yang jual mangga di Mbay itu justru dibawa dari Jeneponto Sulawesi. Kalau ini yang terjadi berarti kita akan jadi penonton saja. Saya tidak mau kita jadi penonton. Kita harus jadi pelaku pembangunan, “ujar Bupati Nani Aoh memotivasi warganya.
Di hadapan masyarakat saat itu, Bupati Nagekeo juga berbicara soal pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pertanian dan tanaman pangan, bidang kesehatan, social budaya dan keamanan dan ketertiban masyarakat. Usai menjelaskan berbagai bidang pembangunan tersebut, ia juga mendengarkan aspirasi masyarakat yang disampaikan dalam dialog yang berlangsung dua session yang dipandu oleh Camat Aesesa Muhayan Amir. Usai dialog, acara diisi dengan aneka hiburan yang disuguhkan oleh para siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di sela-sela acara ramah tamah tersebut.
Bupati Nagekeo, mengatakan, sektor pertanian memegang peranan penting dan menjadi kunci dari pertumbuhan ekonomi daerah. Walaupun tingkat pertumbuhan di sektor ini masih secara bertahap, namun, pemerintah sangat serius membangun pertanian. Bupati mencontohkan, pemerintah sejak beberapa bulan terakhir tetap konsisten membangun dan memperluas areal irigasi, memperbaiki Bendungan Sutami. Saat itu, ia juga menjelaskan tentang sejarah adanya irigasi Mbay dan Bendungan Sutami. Di samping itu, ia juga mengemukakan tentang tekad pemerintah yang selalu berusaha memperkenalkan bibit unggul kepada para petani agar hasil yang diperoleh lebih baik dari bibit biasanya. 
Laporan sil nusa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar